Untuk Tatapan Matamu Sahaja
Untuk tatapan matamu sahaja,
Aku harap kau mengerti,
Memahami dan menjiwai,
Setiap bait-bait ini,
Yang bukan mudah untuk disimpulkan.
Kita sekadar merancang,
Yang menentukan Yang Maha Esa,
Di bawah cahaya Nya kita henyak dahi ini,
Memohon merayu,
Supaya segala di qalbu terilham.
Fitrah kejadian manusia tidaklah sempurna,
Hendak kita barangkali mustahil dikecap,
Keinginan menginginkan yang indah,
Sudah fitrah manusia,
Lantaran Allah meniup rasa,
Cinta pada setiap insan.
Sedang kita khayal,
Berkongsi perasaan hati,
Renungan mata bertemu,
Berkucup saling lembut,
Senyuman manis berpaut,
Memahami intipati hati,
Yang tak akan pernah mati,
Cinta; dalam bahasa mudah.
Senyuman manis,
Diikuti bicara lagi indah,
Bak menanam tebu di pinggiran bibir,
Berkongsi anggan rasa cinta yang sama,
Mengharap yang diharap ini,
Dipanah jodoh demi ikatan abadi.
Tapi kita tak lari dari khilaf,
Hati yang tak mungkin sempurna,
Meratib cinta saban hari,
Siapa yang sudi mengintai dengar,
Kita yang tiada penting,
Tak dipeduli,
Ambisi dan impianku dihadapan,
Berbeda dengan impianmu mana mungkin bersama,
Halangan dihadapi,
Barangkali tiada kita inayah untuk bersama,
Lantas izinkan ku beradu,
Semoga impian ini subur di lena ku.
Untuk tatapan matamu sahaja,
Aku harap kau mengerti.
Biawak di Sungai Melaka (Nama Pena)