JAKARTA – Industri televisi kian keras menghadapi gelombang tsunami digital. Era digitalisasi mendorong semua orang mudah mendapatkan informasi tak hanya dari TV.

Untuk itu, diperlukan kemampuan yang baik dalam mengolah berita sehingga mampu menyajikan informasi akurat dan bermanfaat bagi pemirsa.

Di era new media saat ini, durasi orang menonton televisi terus berkurang dan dunia digital diyakini akan menjadi alternatif untuk mendapatkan informasi.

Oleh karena itu sebagai jurnalis juga perlu dibekali kemampuan yamg lebih agar bisa memanfaatkan produk digital.

“Teknologi digital jelas membawa ancaman bagi media TV, TV siap-siap gulung tikar kalah dengan gadget.” Hal itu disampaikan Rahmat Hidayat, Kepala Lembaga Uji Kompetensi IJTI dalam acara workshop jurnalistik di Universitas Satya Negara Indonesia, Jakarta Selatan.

Menurut Rahmat, era digital juga menuntut para jurnalis harus multitalenta. Jurnalis TV harus siap liputan mandiri.

“Jurnalis pun harus berubah. Bukan hanya liputan, jurnalis TV harus siap dan harus bisa menjadi produser untuk dirinya sendiri,” tambah Rahmat.

Hal tersebut diungkapkan dalam acara FISIP FRIEND_ISHIP yang diselenggarakan Senat Mahasiswa Fisip Universitas Satya Negara Indonesia, pada Kamis, 3 Mei 2018.

Acara yang bertajuk “Persahabatan dalam Kreatifitas” tak hanya mendengarkan paparan dari para jurnalis senior, namun juga melombakan live report dan vlog.

Sebanyak 150 peserta sangat antusias mengikuti workshop jurnalistik bersama IJTI. Acara yang berlangsung selama 3 jam ini bertujuan untuk membangun minat mahasiswa khususnya dalam bidang jurnalistik.

Leave a Reply