Pahlawan Hilang Senjata
oleh: Ammar Azman
hey, dia kini mahasiswa
jiwanya panas membara-bara
membakar semarak-maraknya
biar beban menghujam pundak
tak tercapai bibir berkata, tak tergapai bicara
sedar ada perjuangan dalam berdiri
sedar ada sinis dalam duduk
namun dia harus berjalan terus
terlihatkah dia gaung hitam
atau tersesat dalam harapan terhapus?
hey, dia kini mahasiswa
kais pagi, mungkin makan pagi
ada masa berlapar lagi
wang kertas menjerut tenggorok; tercekik
fikir mudah menjadi dewasa
malanglah dia bukan berdarah raja
harta bertimbun, baju bersuasa
yang pasti dia marhaen cuma
bangkit fajarnya lidah terkelu
mengenangkan hari semalam
saat cahaya kental belum berbalam.
hey, dia kini mahasiswa
sanubari lembut bagai sutera
tirai ilusi tak tercapai mata
dalam rimba penuh bahaya
sang putera rindukan pemaisuri
sang puteri bermelodi sunyi
pandangan bertemu kali
kata manis tanam bertalu
janji terpadu tak merapuh
janji madu tinggal palsu.
oh, kasihan sang arjuna
terjerat dalam eksotik cinta
alahai, kasihan sang srikandi
terpaut panahan asmara
dimana api membara tadi
padam dek air hujan
basah dalam romantis kelabu awan.
hey, dia kini mahasiswa
tapi kini dia melutut durjana
terpadam cahaya; sirna
sendu seperti merah senja
mendingin seperti sore, nyaman terasa
matanya berkolam, berlopak air mata
sesukar inikah jalan musafir
hatta dulu tak pernah terfikir
selesa dalam selimut nyaman
berselubung dan belum sedar
tinggal dalam eutopia
mimpi dalam euforia.
di ibu kota
tali impian harus digenggam kuat
fantasi cinta mengalir deras
pitis menggoda bukan syaitan
hari ini, dia ditampar realiti waras
mungkin dia tak kuat
entah dia sudah terjaga
atau masih di daerah mimpi
harap dia sedar
walau sudah ditampar
berkali kali.
hey, bersediakah kamu bakal mahasiswa?